Friday, October 14, 2016

Sensor KPI Membuat Netizen Geram

     Saya pribadi bukan tipe orang yang suka menonton televisi. Tetapi akhir-akhir ini saya melihat kejanggalan yang terjadi di TV Indonesia. Semua berasal dari sensor yang diberikan oleh KPI. Untuk kalian yang belum paham apa itu KPI, KPI adalah Komisi Penyiaran Indonesia. Mereka memberikan regulasi penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta maupun Lembaga Penyiaran Komunitas.

     Okay pasti kalian semua tahu sensor yang sering kali muncul di film-film luar negeri. Bahkan sampai ada beberapa klip film yang harus dipotong. Tetapi beberapa hal yang seharusya tidak disensor malah disensor. Menurut kalian, apakah kartun harus disensor?



     Contohnya adalah ini, di dalam kartun Doraemon ini Shizuka mengenakan baju renang. Baju renang gaes. Masa iya mau renang harus pakai celana jeans dan jaket? Yang bener aja. Selanjutnya adalah foto ini.



     Kalian tahu Putri Indonesia kan? Para wanita Indonesia dengan kecerdasan dan bakatnya yang harusnya dihargai malah dibuat begini. Apalagi busana yang mereka kenakan adalah pakaian khas Indonesia loh. Kecantikan budaya kita ditutupi dengan sensor yang tidak seharusnya ada. Begitu juga halnya dengan foto selanjutnya.



     Senjata harus disensor lalu apa yang harus orang Indonesia tonton? Kita dituntut untuk mengandai-andai alur cerita dan maksud dari ceritanya saja. Aduhduh. Lalu ini yang menurut saya paling parah.


     Kalian sudah tahu sendiri kan pakaian renang untuk professional bagaimana? Pakaian yang digunakan haruslah nyaman dan sekecil mungkin tidak menghambat pergerakan si perenang. Nah foto di atas adalah seorang atlet cabang renang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat. Justru sensor seperti ini menimbulkan pikiran negatif dan bisa dibilang ini sebagai pelecehan gaes. Apa yang orang pikirkan akan berbeda dengan kenyataan yang ada.

     Setelah saya melakukan penelitian #heak dengana baca-baca berita ini itu pastinya, Banyak loh sinetron Indonesia yang sebenarnya kurang mendidik apalagi untuk kalangan remaja malah dibiarkan begitu saja. Tetapi orang-orang yang sebenarnya berpengaruh malah kurang dihargai. Mengapa sih Indonesia masih menanggap hal tersebut adalah hal yang tabu? Malah menurut saya malah semakin tahun menganggap hal tersebut semakin tabu. Justru kalau semua hal kita anggap tabu tanpa edukasi dini kepada anak-anak dan remaja itu justru yang berbahaya loh. And I'm saying this like for real. Because I'm a teenage girl and I can see it from my own eyes in my stage. 

     Hal-hal yang tidak seharusnya memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berkembang lebih baik malah ditutup-tutupi lalu terkesan melecehkan. Jadi saya sangat mengharapkan kesadaran pihak yang bersangkutan untuk merubah kebijakan tersebut. Stigma masyarakat jangan dirubah menjadi pribadi yang kurang cerdas, justru pengedukasian itu penting. Bukannya ditutup-tutupi. Sekian.