Sunday, October 25, 2015

Never Exist

       Dua bulan sudah saya berada di Texas. Rasa senang, sedih, bahagia, kecewa, sudah saya lalui. Begitu pula dengan duta cilik lainnya. Meskipun kami sudah berada di titik ini, dimana orang lain mengira menjadi siswa pertukaran pelajar itu hanya bermain, pergi ke pesta, belanja, santai, travel dan kesenangan lainnya. Mungkin ekspektasi kami sebelum berangkat seperti itu. Tapi setelah kami dididik dan diberi pengertian lebih makna program pertukaran pelajar susungguhnya serta diberi nama kecil Young Ambassador. Kami mulai paham, merepresentasikan Indonesia, bangsa kita, itu tidak mudah. Sekecil apapun hal yang kita lakukan, perkataan yang kita ucapkan, berbagai ide yang kita ungkapkan, semuanya merepresentasikan bangsa kita.

       Bagiku, hal itu tidaklah mudah. Aku baru sadar, selama di Indonesia, dimana-mana dekat, setiap minggu mau ke mall, mau nonton film, mau makan di restaurant, langsung jalan tanpa rencana. Sedangkan disini, pergi ke mallpun direncanakan seminggu sebelumnya. Selama ini aku terbiasa menjadi anak semata wayang yang kurang mengerti arti berbagi, aku juga terbiasa dengan tatak, sedangkan disini semuanya terencana, baik dari hari ini makan apa sampai mau liburan kemana, terbiasa dengan telat tiga puluh menit yang tidak pernah menjadi masalah dan sekarang telat lima menitpun menjadi tanda tanya, dari yang dulu berangkat ke sekolah tergantung mau berangkat jam berapa sedangkan sekarang harus berada di tempat bis sekolah menunggu tepat waktu, yang dulu sarapan sudah siap sekarang setiap pagi harus kreatif untuk membuat sarapan, tidak hanya sarapan, makan siangpun juga aku siapkan sedari pagi, karena seperti yang kita tahu, rupiah kalah jauh dengan dollar.

       Teringat kata bapak aku, kalau hal baik tidak dimulai sedari sekarang, susahnya akan terasa, kebiasaan tidak mudah untuk diubah. Meskipun hal ini terlihat simple, tapi tetap aku merasakan ini bukan zona nyamanku. Aku kira, selama di Indonesia, mengikuti berbagai aktivitas, menyibukkan diri dengan berbagai hal, merupakan salah satu cara keluar dari zona nyaman dan lebih produktif. Ternyata setelah aku berada disini, aku sadar itu bukanlah apa-apa, mungkin itu masih tiga persen aku jauh dari zona nyamanku. Dan mungkin apa yang aku hadapi sekarang, berarti nothing suatu saat nanti. Tapi dari sini aku belajar, kebiasaan yang kita sepelekan, kebiasaan yang kita pikir bisa berubah dengan bimsalabim selama sekejap, is never exist. 


2 comments: